Kumpulan Puisi Siswa Berkarakter Indonesia

KUMPULAN PUISI SISWA BERKARAKTER INDONESIA
WAKTU SILIH BERGANTI,
GENERASI MUDA PUN MENUNGGU MASA DEPAN DI TENGAH DEBUNYA JALANAN,
KORUPSI, PEREBUTAN KURSI, DEMO ANARKIS, TERJADI DIMANA-MANA
SEOLAH-OLAH TERJADI KARENA AMBISI DAN KERASNYA HIDUP..

DEBU KECIL INDONESIA BERPACU BERLARI
DEMI MENCAPAI INDONESIA YANG SESUNGGUHNYA
DEMI MENUNJUKKAN KEPADA DUNIA
BAHWA ANAK BANGSA INDONESIA BISA BERKARYA..

NAMUN, DITENGAH DERAINYA HUJAN,
DEBU ITU HILANG, SEAKAN DI BAWA OLEH RINTIK HUJAN,
TAPI SATU YANG TAK AKAN PERNAH HILANG
SEMANGAT PARA DEBU ITU UNTUK MENGHARUMKAN NAMA BANGSA INDONESIA..

MASALAH PEMERINTAHAN DI INDONESIA
MEMBUAT KARAKTER ANAK BANGSA LEMAH TANPA DAYA
NAMUN BESARNYA KEINGINAN UNTUK BERJUANG
MEMBUAT SIFAT PESIMIS LENYAP BEGITU SAJA..

KEPALSUAN DEMI KEPALSUAN YANG TERJADI,
MEMICU SEMANGAT ANAK BANGSA UNTUK BANGKIT,
BANGKIT DARI CARUT-MARUTNYA KEHIDUPAN,
BANGKIT DARI KETERPURUKAN..

IMPIAN ANAK BANGSA BERTAHAN DI ANTARA KERAGUAN
HARAPAN ANAK BANGSA BERTAHAN DI ANTARA KEPUTUSASAAN
RASA BANGGA ANAK BANGSA BERTAHAN DI ANTARA MASALAH
KEPERCAYAAN ANAK BANGSA BERTAHAN DI ANTARA KEPALSUAN..

ANAK BANGSA, SIAPKAN DIRIMU DEMI KEMAJUAN INDONESIA !
BIARLAH ORANG BERDEMO RIA DI LUAR SANA
YANG PENTING ENGKAU BANGGA MENJADI ANAK INDONESIA !
DAN JANGAN PERNAH ENGKAU TERBUAI OLEH PERASAAN EUFORIAMU..

 Contoh Puisi, Puisi Karakter Anak Bangsa, Puisi Terbaru 2013
Generasi demi generasi silih berganti
Tapi selalu sepi akan prestasi
Terkontaminasi oleh ambisi dan korupsi
Bumi Pertiwi seakan mati suri

Paradigma Karakter Anak Bangsa lesu tanpa daya
Terbelenggu nafsu, ambisi, euforia, dan  budaya mimikri
berbingkai kepalsuan
Ijazah palsu, pemimpin palsu, gelar palsu, uang palsu…
Oli palsu, premium palsu, peluru palsu, guru palsu,
dosen palsu, polisi palsu,
dokter palsu, barang-barang palsu……
Kepalsuan mendominasi dan memicu  setiap waktu

Wahai anak bangsa, anak nusantara
Janganlah terbuai dengan kepalsuan
Singsingkan lengan bajumu
Binalah Karakter Anak pewaris pemimpin bangsa
Jagalah sikap dari perbuatan murka
Kikis habis mental penguasa SARA

Jadikan karakter  anak bangsa sebagai pelindung,
pelayan jagad Raya Nusantara
Karakter anak bangsa adalah citra
tumbuhkan sikap kepahlawanan
Menjadi figur Panutan dan Tauladan
Untuk  bangun dan bangkit dari keterpurukan
Semoga  Tuhan Yang Maha Kuasa mengabulkan
Cita-cita anak bangsa

 Contoh Puisi, Puisi Karakter Anak Bangsa, Puisi Terbaru 2013
Kemerdekaan tahun 1945
Cita-cita bangsa menjulang ke angkasa
Pandu tajam kesejahteraan membalut kemerdekaan
Perjuangan cita rasa adalah habitat kemerdekaan

Terlahir setiap tahun para pemuda
Berjuta banyaknya untuk membela
Keadilan yang dihahapkan
Semoga bukan sekedar asa
Namun kenyataannya

bangsa kita adalah malas
bahwa bangsa mesti dibangun
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor
Gunung-gunung menjulang
Langit pesta warna di dalam senjakala
dan aku melihat anak bangsa
Terpuruk tak menerka



SATU MIMPI SATU BARISAN

Oleh Wijil Tukul



Di lembang ada kawan sofyan
jualan bakso kini karena dipecat perusahaan
karena mogok karena ingin perbaikan
karena upah ya karena upah



Di ciroyom ada kawan sodiyah
si lakinya terbaring di amben kontrakan
buruh pabrik teh
terbaring pucet dihantam tipes
ya dihantam tipes
juga ada neni
kawan bariah
bekas buruh pabrik kaos kaki
kini jadi buruh di perusahaan lagi
dia dipecat ya dia dipecat
kesalahannya : karena menolak
diperlakukan sewenang-wenang



Di cimahi ada kawan udin buruh sablon
kemarin kami datang dia bilang
umpama dironsen pasti nampak
isi dadaku ini pasti rusak
karena amoniak ya amoniak



Di cigugur ada kawan siti
punya cerita harus lembur sampai pagi
pulang lunglai lemes ngantuk letih
membungkuk 24 jam
ya 24 jam



Di majalaya ada kawan eman
buruh pabrik handuk dulu
kini luntang-lantung cari kerjaan
bini hamin tiga bulan
kesalahan : karena tak sudi
terus diperah seperti sapi



Di mana-mana ada sofyan ada sodiyah ada bariyah
tak bisa dibungkam kodim
tak bisa dibungkam popor senapan
di mana-mana ada neni ada udin ada siti
di mana-mana ada eman
di bandung - solo - jakarta - tangerang



Tak bisa dibungkam kodim
tak bisa dibungkam popor senapan
satu mimpi
satu barisan



Bandung 21 Mei 1992

DIBALIK SERUAN PAHLAWAN
Oleh Zshara Aurora


Kabut,
Dalam kenangan pergolakan bumi pertiwi
Mendung,
Pertandakah hujan deras
Membanjiri asa yang haus kemerdekaan
Dia dan semua yang ada menunggu keputusan sakral



Serbu.... Merdeka atau mati.. Allahu Akbar
Titahmu terdengar kian merasuk dalam jiwa
Dalam serbuan bambu runcing menyatu
Kau teruskan bunyi-bunyi ayat suci
Kau teriakan semangat juang demi negeri
Kau relakan terkasih menahan terpaan belati
Untuk ibu pertiwi..



Kini kau lihat,
Merah hitam tanah kelahiranmu
Pertumpahan darah para penjajah keji
Gemelutmu tak kunjung sia
Lindungan-Nya selalu dihatimu
Untuk kemerdekaan Indonesia abadi..

PEMUDA UNTUK PERUBAHAN

Puisi Ananda Rezky Wibowo



Indonesia Menangis
bahkan tercabik
dengan hebatnya penguasanya korupsi
tak peduli rakyatnya mengemis



Kesejahteraan tinggallah angan
keadilan hanyalah khayal
kemerdekaan telah terjajah
yang tersisah hanya kebodohan



Indonesiaku, Indonesia kalian
jangan hanya tinggal diam kawan
mari bersatu ambil peranan
sebagai pemuda untuk perubahan...


PERJUANGAN TAK PASTI
Puisi Rhindy Marfiyanti


Teriknya mentari menyentuh kalbu
Tak terasa angin merambah rasa
Hanya terasa peluh merambah jiwa



Ku coba melangkah ke sana
Tak jua ku temukan suatu hal
Ku langkahkan kembali kakiku
Tapi ku masih tak temukan sesuatu itu



Saat ku berhenti tuk bersandar
Ku memohon dan berserah
Apa aku di beri sebuah peluang
Tuk bisa hidup nyaman



Oh tuhan…….
Perjuangan ini sungguh meresahkan
Perjuangan ini sungguh membingungkan
Perjuangan ini tak menemukan jalan



Kaki tak kuat untuk melangkah
Jiwa tak kuat untuk bangun
Hati tak sanggup untuk merasa
Otak tak bisa untuk berfikir



Hidupku……….
Kenapa kau ditakdirkan seperti ini
Hanya berharap dari perjuangan yang tak pasti
Hidup ini terasa sangat membingungkan

PENGORBANAN

Puisi Siti Halimah



Mengucur deras keringat
Membasahi tubuh yang terikat
Membawa angan, jauh ntah kemana ?



Bagaikan pungguk merindukan rembulan,
Jiwa ini terpuruk dalam kesedihan



Pagi yang menjadi malam,
dan Bulan yang menjadi Tahun.



Sekian lama telah menanti,
Dirinya tak jua terlepas.



Andai diriku sang Ksatria,
Aku sudah pasti menyelamatkannya.



Namun semua itu hanya mimpi.
Dirinyalah yang harus berusaha 
untuk membawa dirinya pergi dari kegelapan abadi.


PAHLAWAN KU
Puisi Rezha Hidayat


Ohh........ Pahlawan ku
Bagaimana ku bisa
Membalas jasa-jasa mu
Yang telah kau berikan untuk bumi pertiwi



Haruskah aku turun ke medan perang
Haruskah aku mandi berlumurkan darah
Haruskah aku tertusuk pisau belati penjajah
Aku tak tahu cara untuk membalas jasa mu



Engkau rela mengorbankan nyawa mu
Demi suatu kemerdekaan yang mungkin   
Tak bisa kau raih dengan tangan mu sendiri
Ohh......... pahlawan ku Engkau lah Bunga Bangsa



INDONESIA, AKU MASIH TETAP MENCINTAIMU
Puisi Ahmadun Yosi Herfanda



Indonesia, aku masih tetap mencintaimu
Sungguh, cintaku suci dan murni padamu
Ingin selalu kukecup keningmu
Seperti kukecup kening istriku
Tapi mengapa air matamu
Masih menetes-netes juga
Dan rintihmu pilu kurasa?



Burung-burung bernyanyi menghiburmu
Pesawat-pesawat menderu membangkitkanmu
Tapi mengapa masih juga terdengar tangismu?
Apakah kau tangisi hutan-hutan
Yang tiap hari digunduli pemegang hapeha?
Apakah kau tangisi hutang-hutang negara
Yang terus menumpuk jadi beban bangsa?
Apakah kau tangisi nasib rakyatmu
Yang makin tergencet kenaikan harga?
Atau kau sekadar merasa kecewa
Karena rupiahmu terus dilindas dolar amerika
Dan IMF, rentenir kelas dunia itu,
Terus menjerat dan mengendalikan langkahmu?



Ah, apapun yang terjadi padamu
Indonesia, aku tetap mencintaimu
Ingin selalu kucium jemari tanganmu
Seperti kucium jemari tangan ibuku
Sungguh, aku tetap mencintaimu
Karena itulah, ketika orang-orang
Ramai-ramai membeli dolar amerika
Tetap kubiarkan tabunganku dalam rupiah
Sebab sudah tak tersisa lagi saldonya!



Jakarta, 1997/2008

INDONESIAKU KINI
Puisi Awaliya Nur Ramadhana


Negaraku cinta Indonesia  
Nasibmu kini menderita  
Rakyatmu kini sengsara  
Pemimpin yang tidak bijaksana  
Apakah pantas memimpin negara   
yang aman sentosa



Oh Indonesia tumpah darahku  
Apakah belum terbit,  
Seorang pemimpin yang kita cari 
Apakah rasa kepemimpinan itu   
masih disimpan di nurani
Tertinggal di lubuk hati  
Tak dibawa sekarang ini  



Rakyat membutuhkanmu
Seorang Khalifatur Rasyidin 
Yang setia dalam memimpin
Menyantuni fakir miskin
Mengasihani anak yatim



Kami mengharapkan pemimpin  
yang soleh dan solehah
Pengganti tugas Rasulullah
Sebagai seorang pemimpin ummah
Yang bersifat Siddiq dan Fatanah



Andaikan kutemukan
Seorang pemimpin dunia
Seorang pemimpin agama
Seorang pemimpin  Indonesia



Hanya Allah Yang Mengetahuinya

NEGERI IMPIAN

Puisi Efoel Lintang



rembulan terbit dari barat, seperti wajahmu yang bulat
seakan menyiratkan yang tak tersurat
dibalik kharisma kemilaunya cahaya yang semburat
menghipnotis hati biar terpikat
lemah gemulai gerakanmu
iringi lagu rindu yang mendayu
sendu tatap matamu  menghiba pelepas rindu
tujuh purnama telah kau tunggu
tujuh negeri telah kau lewati
masih belum kau temui apa yang kau cari
diantara bimbangnya hati
apa sebenarnya yang kau cari
tanpa jawab yang kau dapati
bertambah galaulah hati
melihat nasib ini negeri
anak kurang gizi
bergelimpangan bayi mati
ibu-ibu tak punya asi
menggilanya aborsi
merajalelanya multilasi
ditingkahi bobroknya birokrasi ini negeri



lubuklinggau, 18 januari 2012

NEGERI INI


Saat sarafku dipengapkan meja 1/2 biro
Kupahat hatiku itu lagi
Pada prasasti tugu negriku
Agar para pahlawan negri ini



Tak lagi keluhkan sesal
Harus lahir di negri ini
Sudirman-sudirman reformasi
Harus berkembang di negri ini
Sukarno-sukarno reformasi
Harus bangkit di negri ini
Suharto-suharto reformasi



Agar diponegoro tak lagi keluhkan java
Agar wolter monginsidi tak tangisi celebes
Agar Patimura tak sia-siakan maluku
Agar Indonesiaku
Tak lagi tangisanku



Maba, 9 Juli

Comments

Popular Posts