Kumpulan Puisi Siswa Berkarakter Indonesia
KUMPULAN PUISI SISWA BERKARAKTER INDONESIA
WAKTU SILIH BERGANTI,
GENERASI MUDA PUN MENUNGGU MASA DEPAN DI TENGAH DEBUNYA JALANAN,
KORUPSI, PEREBUTAN KURSI, DEMO ANARKIS, TERJADI DIMANA-MANA
SEOLAH-OLAH TERJADI KARENA AMBISI DAN KERASNYA HIDUP..
DEBU KECIL INDONESIA BERPACU BERLARI
DEMI MENCAPAI INDONESIA YANG SESUNGGUHNYA
DEMI MENUNJUKKAN KEPADA DUNIA
BAHWA ANAK BANGSA INDONESIA BISA BERKARYA..
NAMUN, DITENGAH DERAINYA HUJAN,
DEBU ITU HILANG, SEAKAN DI BAWA OLEH RINTIK HUJAN,
TAPI SATU YANG TAK AKAN PERNAH HILANG
SEMANGAT PARA DEBU ITU UNTUK MENGHARUMKAN NAMA BANGSA INDONESIA..
MASALAH PEMERINTAHAN DI INDONESIA
MEMBUAT KARAKTER ANAK BANGSA LEMAH TANPA DAYA
NAMUN BESARNYA KEINGINAN UNTUK BERJUANG
MEMBUAT SIFAT PESIMIS LENYAP BEGITU SAJA..
KEPALSUAN DEMI KEPALSUAN YANG TERJADI,
MEMICU SEMANGAT ANAK BANGSA UNTUK BANGKIT,
BANGKIT DARI CARUT-MARUTNYA KEHIDUPAN,
BANGKIT DARI KETERPURUKAN..
IMPIAN ANAK BANGSA BERTAHAN DI ANTARA KERAGUAN
HARAPAN ANAK BANGSA BERTAHAN DI ANTARA KEPUTUSASAAN
RASA BANGGA ANAK BANGSA BERTAHAN DI ANTARA MASALAH
KEPERCAYAAN ANAK BANGSA BERTAHAN DI ANTARA KEPALSUAN..
ANAK BANGSA, SIAPKAN DIRIMU DEMI KEMAJUAN INDONESIA !
BIARLAH ORANG BERDEMO RIA DI LUAR SANA
YANG PENTING ENGKAU BANGGA MENJADI ANAK INDONESIA !
DAN JANGAN PERNAH ENGKAU TERBUAI OLEH PERASAAN EUFORIAMU..

Generasi demi generasi silih berganti
Tapi selalu sepi akan prestasi
Terkontaminasi oleh ambisi dan korupsi
Bumi Pertiwi seakan mati suri
Paradigma Karakter Anak Bangsa lesu tanpa daya
Terbelenggu nafsu, ambisi, euforia, dan budaya mimikri
berbingkai kepalsuan
Ijazah palsu, pemimpin palsu, gelar palsu, uang palsu…
Oli palsu, premium palsu, peluru palsu, guru palsu,
dosen palsu, polisi palsu,
dokter palsu, barang-barang palsu……
Kepalsuan mendominasi dan memicu setiap waktu
Wahai anak bangsa, anak nusantara
Janganlah terbuai dengan kepalsuan
Singsingkan lengan bajumu
Binalah Karakter Anak pewaris pemimpin bangsa
Jagalah sikap dari perbuatan murka
Kikis habis mental penguasa SARA
Jadikan karakter anak bangsa sebagai pelindung,
pelayan jagad Raya Nusantara
Karakter anak bangsa adalah citra
tumbuhkan sikap kepahlawanan
Menjadi figur Panutan dan Tauladan
Untuk bangun dan bangkit dari keterpurukan
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa mengabulkan
Cita-cita anak bangsa

Kemerdekaan tahun 1945
Cita-cita bangsa menjulang ke angkasa
Pandu tajam kesejahteraan membalut kemerdekaan
Perjuangan cita rasa adalah habitat kemerdekaan
Terlahir setiap tahun para pemuda
Berjuta banyaknya untuk membela
Keadilan yang dihahapkan
Semoga bukan sekedar asa
Namun kenyataannya
bangsa kita adalah malas
bahwa bangsa mesti dibangun
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor
Gunung-gunung menjulang
Langit pesta warna di dalam senjakala
dan aku melihat anak bangsa
Terpuruk tak menerka
SATU MIMPI SATU BARISAN
Oleh Wijil Tukul
Di lembang ada kawan sofyan
jualan bakso kini karena dipecat perusahaan
karena mogok karena ingin perbaikan
karena upah ya karena upah
Di ciroyom ada kawan sodiyah
si lakinya terbaring di amben kontrakan
buruh pabrik teh
terbaring pucet dihantam tipes
ya dihantam tipes
juga ada neni
kawan bariah
bekas buruh pabrik kaos kaki
kini jadi buruh di perusahaan lagi
dia dipecat ya dia dipecat
kesalahannya : karena menolak
diperlakukan sewenang-wenang
Di cimahi ada kawan udin buruh sablon
kemarin kami datang dia bilang
umpama dironsen pasti nampak
isi dadaku ini pasti rusak
karena amoniak ya amoniak
Di cigugur ada kawan siti
punya cerita harus lembur sampai pagi
pulang lunglai lemes ngantuk letih
membungkuk 24 jam
ya 24 jam
Di majalaya ada kawan eman
buruh pabrik handuk dulu
kini luntang-lantung cari kerjaan
bini hamin tiga bulan
kesalahan : karena tak sudi
terus diperah seperti sapi
Di mana-mana ada sofyan ada sodiyah ada bariyah
tak bisa dibungkam kodim
tak bisa dibungkam popor senapan
di mana-mana ada neni ada udin ada siti
di mana-mana ada eman
di bandung - solo - jakarta - tangerang
Tak bisa dibungkam kodim
tak bisa dibungkam popor senapan
satu mimpi
satu barisan
Bandung 21 Mei 1992
DIBALIK SERUAN PAHLAWANOleh Zshara Aurora
Kabut,Dalam kenangan pergolakan bumi pertiwiMendung,Pertandakah hujan derasMembanjiri asa yang haus kemerdekaanDia dan semua yang ada menunggu keputusan sakral
Serbu.... Merdeka atau mati.. Allahu AkbarTitahmu terdengar kian merasuk dalam jiwaDalam serbuan bambu runcing menyatuKau teruskan bunyi-bunyi ayat suciKau teriakan semangat juang demi negeriKau relakan terkasih menahan terpaan belatiUntuk ibu pertiwi..
Kini kau lihat,Merah hitam tanah kelahiranmuPertumpahan darah para penjajah kejiGemelutmu tak kunjung siaLindungan-Nya selalu dihatimuUntuk kemerdekaan Indonesia abadi..
PEMUDA UNTUK PERUBAHAN
Puisi Ananda Rezky Wibowo
Indonesia Menangis
bahkan tercabik
dengan hebatnya penguasanya korupsi
tak peduli rakyatnya mengemis
Kesejahteraan tinggallah angan
keadilan hanyalah khayal
kemerdekaan telah terjajah
yang tersisah hanya kebodohan
Indonesiaku, Indonesia kalian
jangan hanya tinggal diam kawan
mari bersatu ambil peranan
sebagai pemuda untuk perubahan...
PERJUANGAN TAK PASTIPuisi Rhindy Marfiyanti
Teriknya mentari menyentuh kalbuTak terasa angin merambah rasaHanya terasa peluh merambah jiwa
Ku coba melangkah ke sanaTak jua ku temukan suatu halKu langkahkan kembali kakikuTapi ku masih tak temukan sesuatu itu
Saat ku berhenti tuk bersandarKu memohon dan berserahApa aku di beri sebuah peluangTuk bisa hidup nyaman
Oh tuhan…….Perjuangan ini sungguh meresahkanPerjuangan ini sungguh membingungkanPerjuangan ini tak menemukan jalan
Kaki tak kuat untuk melangkahJiwa tak kuat untuk bangunHati tak sanggup untuk merasaOtak tak bisa untuk berfikir
Hidupku……….Kenapa kau ditakdirkan seperti iniHanya berharap dari perjuangan yang tak pastiHidup ini terasa sangat membingungkan
PENGORBANAN
Puisi Siti Halimah
Mengucur deras keringat
Membasahi tubuh yang terikat
Membawa angan, jauh ntah kemana ?
Bagaikan pungguk merindukan rembulan,
Jiwa ini terpuruk dalam kesedihan
Pagi yang menjadi malam,
dan Bulan yang menjadi Tahun.
Sekian lama telah menanti,
Dirinya tak jua terlepas.
Andai diriku sang Ksatria,
Aku sudah pasti menyelamatkannya.
Namun semua itu hanya mimpi.
Dirinyalah yang harus berusaha
untuk membawa dirinya pergi dari kegelapan abadi.
PAHLAWAN KUPuisi Rezha Hidayat
Ohh........ Pahlawan kuBagaimana ku bisaMembalas jasa-jasa muYang telah kau berikan untuk bumi pertiwi
Haruskah aku turun ke medan perangHaruskah aku mandi berlumurkan darahHaruskah aku tertusuk pisau belati penjajahAku tak tahu cara untuk membalas jasa mu
Engkau rela mengorbankan nyawa muDemi suatu kemerdekaan yang mungkinTak bisa kau raih dengan tangan mu sendiriOhh......... pahlawan ku Engkau lah Bunga Bangsa
INDONESIA, AKU MASIH TETAP MENCINTAIMU
Puisi Ahmadun Yosi Herfanda
Indonesia, aku masih tetap mencintaimu
Sungguh, cintaku suci dan murni padamu
Ingin selalu kukecup keningmu
Seperti kukecup kening istriku
Tapi mengapa air matamu
Masih menetes-netes juga
Dan rintihmu pilu kurasa?
Burung-burung bernyanyi menghiburmu
Pesawat-pesawat menderu membangkitkanmu
Tapi mengapa masih juga terdengar tangismu?
Apakah kau tangisi hutan-hutan
Yang tiap hari digunduli pemegang hapeha?
Apakah kau tangisi hutang-hutang negara
Yang terus menumpuk jadi beban bangsa?
Apakah kau tangisi nasib rakyatmu
Yang makin tergencet kenaikan harga?
Atau kau sekadar merasa kecewa
Karena rupiahmu terus dilindas dolar amerika
Dan IMF, rentenir kelas dunia itu,
Terus menjerat dan mengendalikan langkahmu?
Ah, apapun yang terjadi padamu
Indonesia, aku tetap mencintaimu
Ingin selalu kucium jemari tanganmu
Seperti kucium jemari tangan ibuku
Sungguh, aku tetap mencintaimu
Karena itulah, ketika orang-orang
Ramai-ramai membeli dolar amerika
Tetap kubiarkan tabunganku dalam rupiah
Sebab sudah tak tersisa lagi saldonya!
Jakarta, 1997/2008
INDONESIAKU KINIPuisi Awaliya Nur Ramadhana
Negaraku cinta IndonesiaNasibmu kini menderitaRakyatmu kini sengsaraPemimpin yang tidak bijaksanaApakah pantas memimpin negarayang aman sentosa
Oh Indonesia tumpah darahkuApakah belum terbit,Seorang pemimpin yang kita cariApakah rasa kepemimpinan itumasih disimpan di nuraniTertinggal di lubuk hatiTak dibawa sekarang ini
Rakyat membutuhkanmuSeorang Khalifatur RasyidinYang setia dalam memimpinMenyantuni fakir miskinMengasihani anak yatim
Kami mengharapkan pemimpinyang soleh dan solehahPengganti tugas RasulullahSebagai seorang pemimpin ummahYang bersifat Siddiq dan Fatanah
Andaikan kutemukanSeorang pemimpin duniaSeorang pemimpin agamaSeorang pemimpin Indonesia
Hanya Allah Yang Mengetahuinya
NEGERI IMPIAN
Puisi Efoel Lintang
rembulan terbit dari barat, seperti wajahmu yang bulat
seakan menyiratkan yang tak tersurat
dibalik kharisma kemilaunya cahaya yang semburat
menghipnotis hati biar terpikat
lemah gemulai gerakanmu
iringi lagu rindu yang mendayu
sendu tatap matamu menghiba pelepas rindu
tujuh purnama telah kau tunggu
tujuh negeri telah kau lewati
masih belum kau temui apa yang kau cari
diantara bimbangnya hati
apa sebenarnya yang kau cari
tanpa jawab yang kau dapati
bertambah galaulah hati
melihat nasib ini negeri
anak kurang gizi
bergelimpangan bayi mati
ibu-ibu tak punya asi
menggilanya aborsi
merajalelanya multilasi
ditingkahi bobroknya birokrasi ini negeri
lubuklinggau, 18 januari 2012
NEGERI INI
Saat sarafku dipengapkan meja 1/2 biroKupahat hatiku itu lagiPada prasasti tugu negrikuAgar para pahlawan negri ini
Tak lagi keluhkan sesalHarus lahir di negri iniSudirman-sudirman reformasiHarus berkembang di negri iniSukarno-sukarno reformasiHarus bangkit di negri iniSuharto-suharto reformasi
Agar diponegoro tak lagi keluhkan javaAgar wolter monginsidi tak tangisi celebesAgar Patimura tak sia-siakan malukuAgar IndonesiakuTak lagi tangisanku
Maba, 9 Juli





Comments
Post a Comment